Kaum pria dan wanita umumnya tidak menyadari bahwa mereka mempunyai kebutuhan-kebutuhan emosional yang berbeda. Akibatnya secara naluri mereka tidak tahu bagaimana caranya saling mendukung. Lazimnya pria memberikan apa yang dikehendaki kaum pria dalam suatu hubungan cinta, begitupun wanita memberikan apa yang didambakan oleh wanita. Masing-masing secara keliru menganggap pihak lain mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang sama. Baik pria maupun wanita merasa mereka sudah banyak memberi tapi tidak memperoleh balasan. Mereka sama-sama memberikan cinta tapi tidak dengan cara yang diinginkan masing-masing pasangan.
Misalnya, ketika wanita sedang marah atau sedang mempunyai masalah, pria mengatakan "Jangan risau, ini bukan masalah besar" atau "Sudahlah jangan terlalu difikirkan, semuanya pasti beres". Pria menganggap ia sudah memberikan cinta dan dukungannya dengan mengatakan kalimat-kalimat tersebut, padahal pernyataan itu membuat si wanita merasa diremehkan, tidak dipedulikan atau bahkan tidak dicintai. Begitu juga terhadap kaum pria, wanita merasa ia sudah menunjukkan cintanya dengan mengajukan banyak pertanyaan dan solusi atas suatu masalah, padahal tindakan tersebut dapat mengganggu pria. Pria mulai merasa dikuasai dan tidak bebas. Akibatnya usaha-usahanya untuk mencintai dianggap mengganggu atau akan diabaikan.
Misalnya, ketika wanita sedang marah atau sedang mempunyai masalah, pria mengatakan "Jangan risau, ini bukan masalah besar" atau "Sudahlah jangan terlalu difikirkan, semuanya pasti beres". Pria menganggap ia sudah memberikan cinta dan dukungannya dengan mengatakan kalimat-kalimat tersebut, padahal pernyataan itu membuat si wanita merasa diremehkan, tidak dipedulikan atau bahkan tidak dicintai. Begitu juga terhadap kaum pria, wanita merasa ia sudah menunjukkan cintanya dengan mengajukan banyak pertanyaan dan solusi atas suatu masalah, padahal tindakan tersebut dapat mengganggu pria. Pria mulai merasa dikuasai dan tidak bebas. Akibatnya usaha-usahanya untuk mencintai dianggap mengganggu atau akan diabaikan.
Kaum pria dan wanita masing-masing mempunyai “KEBUTUHAN PRIMER” akan cintanya. Adapun "kebutuhan primer" itu adalah :
Pria : kepercayaan, penerimaan, penghargaan, kekaguman, persetujuan dan dorongan.
Wanita : perhatian, pengertian, hormat, kesetiaan, penegasan serta jaminan.
Yang dimaksud "kebutuhan primer" adalah setiap pasangan perlu lebih dulu memberikan atau memuaskan kebutuhan primernya terhadap pasangan sebelum sanggup sepenuhnya menerima dan menghargai jenis-jenis cinta lainnya. Tapi bukan berarti mereka tidak membutuhkan jenis-jenis cinta yang lain, hanya kebutuhan primer harus lebih dulu dipenuhi.
1. Wanita Membutuhkan Perhatian, Pria Membutuhkan Kepercayaan
Saat pria memperlihatkan minat terhadap perasaan wanita dan menunjukkan kepedulian yang dalam, si wanita merasa dicintai dan diperhatikan, dengan begitu si pria berhasil memuaskan "kebutuhan primer" si wanita. Ini akan membuat wanita lebih terbuka dan mudah menerima terhadap pria. Dengan sikap itu, pria akan merasa dipercaya dan yakin ia sudah melakukan yang terbaik untuk pasangannya.
2. Wanita Membutuhkan Pengertian, Pria Membutuhkan Penerimaan
Bila pria mendengarkan tanpa menghakimi, si wanita akan merasa didengarkan dan dipahami. Dengan begitu akan lebih mudah bagi wanita memberi penerimaan terhadap pria. Bila wanita dengan penuh cinta menerima pria tanpa berusaha mengubahnya, pria itu akan merasa diterima.
3. Wanita Membutuhkan Rasa Hormat, Pria Membutuhkan Pengakuan
Wanita merasa dihormati bila pria menanggapi dan mempertimbangkan pikiran-pikiran dan perasaan wanita. Ungkapan rasa hormat fisik yang nyata, misalnya dengan memberi bunga dan mengingat ulang tahunnya. Bila wanita mengakui telah menerima manfaat dan nilai-nilai pribadi dari usaha-usaha si pria, maka si pria jadi merasa dihargai karena usahanya tidak sia-sia.
4. Wanita Membutuhkan Kesetiaan, Pria Membutuhkan Kekaguman
Jika si wanita merasa dirinyalah yang terpenting dalam kehidupan si pria, dengan mudah si wanita akan memberikan kekagumannya. Wanita perlu merasakan perhatian pria. Pria akan merasa dikagumi jika wanita gembira atau takjub dengan sifat-sifat khasnya atau bakat-bakat yang dimiliki si pria.
5. Wanita Membutuhkan Penegasan, Pria Membutuhkan Persetujuan
Bila pria tidak keberatan atau tidak menentang perasaan dan kebutuhan wanita, melainkan menerimanya, wanita akan betul-betul merasa dicintai. Tanda bahwa pria telah lulus ujian seorang wanita adalah persetujuannya. Sikap menyetujui ini berupa pengakuan atas kebaikan dalam diri si pria.
6. Wanita Membutuhkan Jaminan, Pria Membutuhkan Dorongan
Pria umumnya melakukan kekeliruan dengan menganggap bahwa sekali ia telah memenuhi semua kebutuhan cinta primer wanita, dan si wanita merasa bahagia serta aman, maka sejak saat itu si wanita harus tahu bahwa ia dicintai, padahal ini belum cukup.
Untuk memuaskan kebutuhan cinta primer ini, pria harus ingat untuk meyakinkannya berulang kali. Demikian juga pria merasa perlu mendapat dorongan dari wanita. Sikap membesarkan hati dari wanita bisa memberi harapan dan keberanian kepada pria. Karena merasa berbesar hati, pria terdorong untuk memberi kepada wanita jaminan penuh cinta yang dibutuhkannya. Banyak orang menyerah saat hubungannya dengan pasangan jadi terlampau sulit, padahal hubungan menjadi lebih mudah bila kita memahami "kebutuhan primer" pasangan kita. Tanpa memberi lebih banyak, melainkan dengan memberikan apa yang lebih dulu dibutuhkan, maka hubungan ini akan terus terjalin.
0 comments:
Post a Comment